SPASISULSEL.COM — Palopo Sulsel (Kemenag Sulsel) Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri menggelar kegiatan “Transformasi Ideologi Jalan Menuju Wasathiyah” di Kota Palopo dengan mengusung tema “Membangun Kesadaran Baru Ideologi Sehat dan Moderat”.
Kegiatan ini menjadi forum dialog dan penguatan komitmen kebangsaan, khususnya bagi peserta dari kalangan eks Jamaah Islamiyah, dalam rangka meneguhkan pemahaman moderasi beragama di tengah masyarakat. Kamis, 20 November 2025
Acara ini dihadiri oleh Kasatgaswil Densus 88 AT Polri, para kepala daerah dari Palopo, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Wajo, dan Sidrap, Direktur Intelijen Polda Sulsel beserta jajaran, Kapolres Luwu Raya dan Ajatappareng, pimpinan MUI dan Baznas, tokoh agama, akademisi, serta para pemangku kepentingan sektoral lainnya.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid, dalam sambutannya menyampaikan bahwa transformasi ideologi merupakan proses berkesinambungan yang menuntut keterbukaan, inklusivitas, dan cara pandang keagamaan yang berimbang.
“Wasathiyah adalah prinsip keseimbangan antara teks dan konteks, antara akidah dan kemanusiaan, serta antara identitas keagamaan dan kebangsaan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremoni, tetapi ruang penting untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya hidup berdampingan secara damai dalam bingkai kebangsaan. Kakanwil juga mengapresiasi dukungan pemerintah daerah, aparat keamanan, MUI, Baznas, serta seluruh lembaga yang berkolaborasi.
“Negara hadir bukan untuk menghakimi, tetapi untuk memberi ruang tumbuh, berubah, dan berkontribusi bagi bangsa,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kakanwil menekankan perlunya ekosistem sosial dan psikologis yang mendukung transformasi ideologi secara utuh, agar proses pembinaan dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Kegiatan ini turut memberikan ruang pendampingan bagi peserta dari kalangan eks Jamaah Islamiyah. Kakanwil menyampaikan penghargaan atas komitmen mereka dalam memilih jalan perubahan yang lebih konstruktif.
“Anda adalah bagian dari masyarakat dan bagian dari masa depan Indonesia. Tidak ada kata terlambat untuk kembali,” pesannya.
Kemenag Sulsel berharap kegiatan ini memperkuat sinergi lintas lembaga pemerintah, tokoh agama, aparat keamanan, dan masyarakat dalam meneguhkan nilai-nilai moderasi beragama sebagai fondasi kerukunan dan keutuhan bangsa.(**)
(Andy/Wrd)






