SPASISULSEL COM — Makassar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia Sulawesi Selatan, Daniel Rumsowek, menyatakan optimisme bahwa upaya pencegahan penipuan online dan perdagangan manusia dapat diperkuat di Indonesia, termasuk di wilayah kerjanya Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Selasa, (18/11).
Pernyataan ini disampaikan sehari setelah Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, memimpin Delegasi Indonesia dalam ASEAN Human Rights Dialogue (AHRD) ke-7 di Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Daniel menilai komitmen Indonesia dalam forum tersebut menjadi momentum strategis bagi penguatan kebijakan perlindungan masyarakat dari ancaman kejahatan digital lintas negara.
“Arah kebijakan nasional sudah sangat jelas. Kami di daerah siap mengamplifikasi langkah yang ditempuh pemerintah pusat,” ujarnya.
Menurut Daniel, penipuan online yang terhubung dengan praktik perdagangan manusia kini berkembang semakin kompleks dan menuntut respons cepat dari seluruh jajaran. Ia menegaskan pentingnya kerja kolaboratif di tingkat wilayah.
“Kami optimis ancaman ini dapat ditekan. Saya mengajak seluruh jajaran di Sulsel maupun Sultra untuk memperkuat deteksi dini, memperluas edukasi publik, dan memastikan layanan HAM hadir untuk melindungi kelompok rentan,” katanya.
Sebelumnya dalam forum AHRD ke-7, Wamen HAM Mugiyanto menegaskan bahwa penipuan online yang terkait perdagangan manusia telah menjadi ancaman serius di kawasan dan berpotensi memicu tragedi kemanusiaan.
Karena itu, menurutnya, ASEAN perlu memperkuat koordinasi dan kepemimpinan untuk menangani kejahatan siber transnasional.
“Penanganan kejahatan siber transnasional membutuhkan respons bersama. ASEAN harus memperkuat koordinasi dalam isu ini,” ujar Mugiyanto dalam dialog tersebut.
Ia juga menekankan bahwa dinamika global saat ini menuntut Indonesia mengambil peran yang lebih kuat dalam memimpin agenda HAM kawasan.
Sebagai tindak lanjut, KemenHAM RI berencana menyelenggarakan Forum HAM ASEAN tahun depan, yang diharapkan menjadi ruang strategis bagi negara-negara anggota untuk memperkuat dialog, berbagi praktik baik, dan meningkatkan aksi bersama dalam pemajuan HAM di Asia Tenggara.(**)
Editor : Abu






